Promosi dengan Mouth to Mouth atau dengan Sosial Media ya?

Pertanyaan tersebut muncul dibenak saya, setelah mendengarkan cerita Alif, anak saya. Malam ini Alif bermaksud mencari bengkel untuk memperbaiki motornya. Biasanya di malam hari, bengkel sudah tutup, tapi menurut Alif ada bengkel yang buka di Galaxy City di daerah Bekasi. Informasi tersebut didapatkan dari sosial media yang dipunyai oleh bengkel tersebut, yang mudah diakses menggunakan smartphone. Sesampainya di bengkel tersebut ternyata motor tidak dapat langsung ditangani karena masih banyak motor yang harus dikerjakan oleh mekanik. Alif memutuskan untuk mencari bengkel lain.

Dengan menggunakan smartphonenya, Alif mencari bengkel yang buka di daerah Bekasi, tetapi tidak ada informasi bengkel yang buka sampai malam hari. Di perjalanan pulang, Alif melihat ada sebuah bengkel motor yang masih buka. Tanpa berfikir panjang lagi, akhirnya Alif menyambangi bengkel tersebut. Setelah berbincang dengan mekanik yang ternyata merupakan pemilik bengkel tersebut, motor kemudian diperiksa dan diperbaiki oleh mekanik.

Sambil menunggu motor yang sedang di perbaiki, Alif berbincang dengan pemilik bengkel tersebut. Dalam perbincangan tersebut, Alif menanyakan kepada pemilik motor, kenapa tidak mempromosikan usaha bengkelnya menggunakan sosial media, supaya dapat diketahui banyak orang. Pemilik bengkel menyatakan kalau selama ini usaha bengkelnya dikenal orang hanya melalui mulut ke mulut dari pelanggan yang pernah memperbaiki motornya di bengkel tersebut. Memang pada saat Alif tiba di bengkel tersebut banyak pelanggan yang sedang menunggu motornya yang sedang diperbaiki. Kebanyakan dari pelanggannya adalah anak-anak muda, yang sebenarnya sudah tidak asing dalam menggunakan sosial media. 

Walaupun usahanya sudah dikenal melalui mulut ke mulut, tetapi pemilik bengkel mengakui ada keinginan untuk memperkenalkan usaha bengkelnya menggunakan sosial media. Keinginan ini belum terwujud karena adanya keterbatasan pengetahuan dan kemampuan pemilik menggunakan internet untuk bersosial media.

Dari cerita ini, saya berpendapat bahwa promosi usaha yang kita miliki harus menggunakan semua media, baik dari mulut ke mulut maupun menggunakan sosial media. Semakin banyak cara yang kita gunakan untuk memperkenalkan usaha kita, maka semakin besar peluang usaha kita akan dikenal orang. Penggunaan sosial media untuk mempromosikan usaha kita, memang membutuhkan usaha, berupa pengetahuan dan kemampuan kita dalam menggunakan internet untuk bersosial media, baik itu instagram, facebook, ataupun membangun sebuah website. 

Jadi...promosi dari mulut ke mulut atau menggunakan sosial media, menurut saya keduanya harus dilakukan, dan saling melengkapi untuk dapat menjaring sebanyak mungkin pelanggan. Perlu diingat, bukan hanya promosi saja yang kita utamakan, tetapi kita juga harus meningkatkan kualitas jasa atau produk yang kita berikan kepada pelanggan kita.

by : Agus Suwartane

Komentar